MOTIVATED REASONING adalah sebuah penalaran yang nampak
sangat logis dan rasional, padahal semua itu hanyalah upaya mencari PEMBENARAN
atas suatu ide yang telah diyakini sebelumnya. Tujuannya? termotivasi untuk
membela atau menyerang ide tertentu, bukan mencari KEBENARAN secara jernih,
dari pihak mana pun kebenaran itu berasal.
Maka kalau orang sudah mengeras sikapnya untuk sangat
pro/anti partai politik tertentu, atau sudah terlanjur gandrung/benci sama
seseorang, maka orang akan cenderung mengalami "motivated reasoning"
ini. Apa pun pendapat orang lain yang dianggap musuh akan nampak salah di
pikiran "rasional". Karena memang itulah hebatnya otak, selalu bisa
menemukan alasan rasional kenapa mereka salah, dan saya benar. Orang akan bisa
mencari 1000 bukti yang membenarkan sikap itu. Bahkan hal2 yang sifatnya netral
tiba2 jadi nampak sebagai "bukti" dari kebenaran sikap ini.
Kalau hati sudah dikuasai oleh cinta atau benci, dan
berketetapan, pokoknya saya pro ini, anti itu, kita akan cenderung meyakini
kebenaran segala pendapat yang mendukung pendapat kita, dan mengabaiakan segala
argumen yang berlawanan dengan keyakinan kita. Kita jadi kehilangan akal sehat
yang adil dan proporsional dalam menyikapi segala hal. Para psikolog menyebut
kesesatan pikir yang mewabah akhir2 ini: CONFIRMATION BIAS.
Fenomena confirmation bias dan motivated reasoning ini sudah
sangat jamak ditemukan di sekitar kita, bahkan kadang kita pun ikut jadi pelaku
utamanya. Karena hampir semua dari kita telah mengambil sikap untuk memilih
partai tertentu, suka tokoh tertentu, punya agama/madzhab tertentu, bahkan mungkin
menjadi anggota fanatik supporter klub sepak bola tertentu. Semua ini telah
menjadikan kita secara otomatis mudah sekali terjebak dalam 2 kesesatan pikir
di atas.
Yang paling menakutkan dari Motivated Reasoning &
Confirmation Bias ini adalah, pelakunya seringkali tidak menyadari dan membela
pendapatnya mati2an sambil menghujat pendapat lain yang berbeda, sehingga
efeknya terjadi perang mulut, bahkan di beberapa negara, terjadi genocida, dan perang saudara.
Maka bagaimana caranya agar kita bisa berpikir lebih adil
dan jernih?
Bagaimana agar kita selamat dari 2 sesat pikir di atas? agar
kita bisa membuat prediksi yang akurat, membuat keputusan yang tepat, atau
sekedar membuat good judgement?
Menariknya, ini tidak berkaitan dengan seberapa pintar atau
seberapa tinggi IQ kita atau gelar akademis kita. Kata para ahli tentang
"good judgment", ini justru berkaitan erat dengan bagaimana anda
"merasa" (how you feel). Berikut beberapa Tips untuk memiliki
"penilaian yang jernih" :
1. Jangan Terlalu Emosional. Semakin kita emosional, semakin
kita termotivasi untuk menyeleksi kebenaran. Semua argumen yang berlawanan akan
cenderung kita abaikan. Sementara hoax-pun, asal cocok dengan selera kita akan
buru2 kita yakini kebenarannya.
2. Pertahankan rasa Ingin tahu (Curiosity). Rasa penasaran
ingin tahu ini akan membuat kita lebih ingin mengecek argumentasi dari dua
kubu. Tidak cepat puas buru2 meyakini segala informasi yang masuk.
3. Milikilah hati dan pikiran yang terbuka (Open-Mind &
Open-Heart). dengan begini kita akan cenderung mau mendengarkan dan berempati
atas posisi masing2 dari dua kubu yang berseteru. Jangan menutup diri hanya mau
menerima informasi dari pihak yang pro sama kita, dan langsung mencurigai,
bahkan menolak berita dari semua yang kita anggap pro lawan kita.
4. Jadilah orang yang Independen (grounded). Jangan mudah
anut grubyuk ikut2an pendapat seseorang atau satu kelompok. Jangan letakkan
harga diri kita berdasarkan omongan orang lain tentang kita. Silahkan pro ini
atau anti itu. Tapi jangan overdosis, sampai menganggap segala hal yang dari
pihak kita pasti benar dan segala hal yang dari pihak lawan pasti salah.
5. Milikilah kerendahan hati (Humbleness) bahwa memang kita
punya keyakinan tertentu tentang segala hal (politik, sikap keagamaan, aliran
pemikiran, dll) tapi dengarkan dengan empatik juga pendapat2 yang berlawanan
dengan kita. Dan jika bukti2 menunjukkan kita memang salah, jangan sungkan2
untuk mengakui dan minta maaf.
"Untuk memiliki good judgment (penilaian yang jernih),
khususnya untuk hal2 yang kontroversial, kita tidak terlalu membutuhkan
kepintaran atau analisa yang canggih, tapi kita lebih membutuhkan kedewasaan
psikologis dan pengelolaan emosi yang baik".
Jadi apa yang paling kita inginkan? Apakah membela mati2an
pendapat subyektif kita? Ataukah ingin melihat dunia dengan mata hati sejernih
mungkin?