Saturday, November 28, 2009

Percakapanku dengan Tuhan

Tuhan : Hello..kamu telepon Aku ya ?

Aku : Telepon kamu ? tidak..! siapa ini ?

Tuhan : Ini Tuhan… Saya mendengar do’amu, jadi Ku pikir kita baiknya berbicara

Aku : Saya memang berdo’a. Tapi hanya untuk membuatku merasa enak aja Tuhan. Sebenarnya saya sedang sibuk sekarang…Saya sedang mengerjakan sesuatu

Tuhan : Kamu sibuk apa sih ? semut-semut juga pada sibuk ko..

Aku : Ya banyak lah! tapi aku benar-benar ngga punya waktu luang. Hidup ini seperti dikejar-kejar waktu…dan setiap jam adalah kesibukan.

Tuhan : Pasti lah! Setiap aktivitas akan membuat kamu sibuk…tapi ingat, produktifitas akan membuahkan hasil. Aktifitas itu memakan waktu, tapi produktifitas membebaskannya

Aku : Saya mengerti, tapi saya tetap masih tidak dapat membayangkan perbedaannya. Tapi ngomong2 saya ngga mengharapkan-Mu menyapaku ko Tuhan..

Tuhan : Ya…Akupun cuma ingin membantu memecahkan masalah kamu ko, dengan memberikan sedikit pencerahan.

Aku : Oke…kalo gitu coba sekarang jelaskan padaku Tuhan, kenapa hidupku begitu sulit dan rumit ?

Tuhan : Eit..Stop !! Berhentilah menilai hidup ! kamu Jalani saja…! Menilai dan menganalisa hidup hanya akan membuat hidupmu terasa sulit dan rumit. Mengerti ?!?

Aku : Lalu kenapa aku selalu merasa tidak bahagia Tuhan ?

Tuhan : Kamu ingat baik-baik ya ! Hari ini adalah “hari esok” yang kamu khawatirkan kemarin ! Kamu khawatir karena kamu menilai dan menganalisa apa yang akan terjadi esok hari. Hingga kekhawatiran telah menjadi kebiasaanmu setiap hari….itulah sebabnya kamu tidak pernah bahagia.

Aku : Tapi bagaimana saya tidak khawatir kalau disana-sini masih banyak ketidakpastian Tuhan ?

Tuhan : Ketidakpastian merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan, tapi “kekhawatiran” adalah pilihan !

Aku : Tapi…bukankah banyak hal yang menyakitkan dalam ketidakpastian ?

Tuhan : Rasa sakit itu tidak bisa dihindari , tapi “menderita” karena rasa sakit itu juga pilihan !

Aku : Jika penderitaan itu adalah pilihan, kenapa orang baik selalu menderita ?

Tuhan : Ketahuilah…Intan tidak langsung jadi tanpa digosok, emas juga tidak bisa dimurnikan kecuali dengan api. Orang baik mengalami cobaan tapi tidak menderita karena cobaan itu. Dengan pengalaman buruk itu, mereka akan tumbuh menjadi lebih baik (better) bukan semakin terpuruk (bitter).

Aku : Kau maksud bahwa pengalaman buruk dan penderitaan itu bermanfaat ?

Tuhan : Ya ! bahkan kalau diibaratkan ; pengalaman seperti seorang guru yang streng, dia memberi kita ujian terlebih dahulu baru kemudian kita dapat memperoleh pelajaran dari ujian yang didapat.

Aku : Tapi tetap saja aku penasaran Tuhan. Kenapa sih Aku ngga dibebaskan saja dari berbagai ujian tersebut dan dibiarkan hidup dengan damai dan menyenangkan…?

Tuhan : Hahaha…mana ada ! Masalah adalah penghadang jalan yang akan memberi pelajaran bagimu untuk memperkuat mental. Kekuatan dalam jiwa seseorang tumbuh karena adanya perjuangan dan kesabaran, dan sebaliknya tidak akan pernah berkembang kalau kamu terus-terusan hidup nyaman…paham ?!?

Aku : Ya sih…tapi sebetulnya saya lagi banyak masalah nih, Tuhan. Dan nggak tahu kemana arah penyelesaiannya nanti…

Tuhan : Jika kamu melihat keluar kamu tidak akan pernah tahu dimana dan bagaimana kamu menyelesaikan masalah hidup. Lihatlah keluar kamu akan terus bermimpi… tapi lihatlah ke dalam pasti kamu akan terbangun. Lihatlah dengan mata, kamu akan memperoleh pemandangan indah. Tapi lihatlah dengan hati, kamu akan mendapat pandangan berharga.

Aku : Tapi Kamu kan tahu Tuhan, kesuksesan sulit untuk saya raih. Bahkan kadang-kadang jalan hdup malah menyakitkan kalau saya bertindak sesuai aturan. Sebenarnya saya harus bagaimana ?

Tuhan : Sekali lagi camkan ini….Kesuksesan adalah ukuran yang diberikan oleh orang lain. Sedangkan Kepuasan adalah ukuran yang ditetapkan oleh kamu sendiri. Mengambil jalan yang lurus jauh lebih memuaskan ketimbang mengambil jalan didepan. Bekerjalah dengan kompas dan biarkan orang lain bekerja dengan jam.

Aku : Lantas dalam masa-masa sulit, bagaimana agar tetap termotivasi ?

Tuhan : Yang penting, lihatlah selalu seberapa jauh kamu telah melangkah jangan selalu melihat seberapa jauh kamu harus melangkah. Hitunglah nikmat, jangan menghitung apa yang telah terlewat.

Aku : Bisa aja Kamu Tuhan ! terus boleh tau nggak, apa sih sebenarnya yang paling membuat Kamu heran dari seorang manusia ?

Tuhan : Aku pasti heran kalau ada seorang manusia mengeluh dan merengek “Kenapa harus Aku Tuhan ?”. Ketika mereka maju mereka tidak pernah bilang “kenapa harus Aku?”. Setiap orang berharap memiliki kebenaran disamping mereka, tapi sedikit orang yang tetap berada dijalur kebenaran.

Aku : Tuhan nyindir Aku ya !?

Tuhan : Ya syukur kalo kamu ngarasa….dasar manusia !

Aku : Tapi kadang-kadang Saya bertanya “siapa sih Aku?... dan kenapa Aku harus disini?” tapi saya tidak mendapat jawaban memuaskan dari pertanyaan tersebut.

Tuhan : Kamu camkan ucapan-Ku ini !... Mencari bukan untuk menemukan siapa kamu, tapi untuk menentukan ingin menjadi apakah kamu. Berhentilah mencari jawaban mengapa kamu ada disini, tapi buatlah jawaban tersebut. Hidup bukanlah proses untuk menemukan tapi proses untuk menciptakan

Aku : Lalu bagaimana saya mendapatkan kehidupan yang terbaik ?

Tuhan : Kuncinya ; Hadapi masa lalumu tanpa penyesalan, jalani masa kini dengan percaya diri, dan hadapi hari esok tanpa rasa takut.

Aku : Mmmhh…ok ! Pertanyaan terakhir ; Tuhan, kadang-kadang Aku merasa do’aku tidak dijawab ?

Tuhan : Apa ?? Ingat ya…Tidak ada satupun do’a yang tidak Aku jawab selama jawabannya TIDAK.

Aku : Maksudnya kalo tidak terlaksana berarti jawaban do’a saya TIDAK, begitu Tuhan?

Tuhan : Tul !! Tumben kamu pinter…!

Aku : Baiklah Tuhan …terimakasih kamu sudah telepon Aku ya..

Tuhan : Oke…sama-sama! yang penting sekarang ; tetap jaga keyakinan dan hilangkan rasa takutmu. Jangan percaya pada keraguanmu tapi ragukanlah terus kepercayaanmu supaya kamu terus mencari kebenaran. Hidup adalah misteri yang harus dipecahkan bukan masalah yang harus dipecahkan. Percayalah pada-Ku. Hidup ini indah bagi orang yang tahu bagaimana seharusnya ia hidup. Hidup tidaklah dinilai dari seberapa banyak jumlah helaan nafas yang kita tarik tapi dinilai oleh moment yang kita hasilkan setiap kita bernafas. Salam alaikum…

Aku : Wa alaikum salam…

Tuesday, November 3, 2009

Maafkan Aku Kali ini Tuhan

Tuhan

Bukankah sudah sering kukatakan pada-MU
Rengkuhkan aku dengan jiwanya
Tapi KAU terus sibuk berjingkrak melihat kami mengeluh

Bukankah sudah sering kupinta pada-MU
Terbangkan sayapku bersamanya
Tapi KAU malah senang melihatku menjadi kepompong

Bukankah dalam sujudku KAU sering kusanjung
Hanya berharap rasa kami tidak terbiar liar
Tapi KAU malah taburi kami dengan rasa lain yang semu

Kali ini
KAU rayu kami dari kejauhan
Dengan rasa yang sekian lama jatuh nanar
KAU longok kami yang terpasung dalam penjara
Bersama merpati yang KAU janjikan

Maafkan Aku Tuhan
Jika kali ini
Aku tak ingin hanya menjadi pemuas ego-MU