Friday, December 18, 2009

Akhirnya

Akhirnya kita sampai pada batas
Dimana tak ada lagi batas
Yang memisahkan kamu dan aku
Ketika memberi atau menerima
Ikhlas atau terpaksa
Menjadi tidak jelas lagi batasannya
Diantara kita

Tanpa perlu lagi berunding
Kita telah saling memandang
Jauh kedalam tangisan
Aku temukan lagi sendu itu
Seperti lembar-lembar sejarah
Kembali aku bisu
Aku ingin kau berbagi sepi denganku
Jangan pergi !
Sebab dengan siapa lagi aku menangis dan ketawa
Ada yang lebih buruk dari mati
Ketika hilang pandangku
Dari sinar dan cahayamu

Pagi ini

Pagi ini…
Kumaknai setiap butir embun
Yang terjatuh di dedaunan
Kumaknai jejak-jejakku yang sunyi
Kenangan-kenanganku yang kehilangan puisi

Awal bagiku kamu seperti batu
Dipuncak gunung rahasia yang bisu
Aku pun bisu
Karena ingin berbagi sepi denganmu
Selalu ada perih yang tersisa
Ketika kata-kata hendak pecah dimulutku
Hingga bunga-bunga basah diwajahmu
Senantiasa Ku eja sebagai rindu yang mangganggu

Pagi ini…
Kumaknai setiap senyum rumput yang basah
Sebasah tiga suku kata
Yang hadir pada ketukan yang lembut
Aku…
Cinta….
Kamu…..
Aku gelagapan menoleh kekiri dan kekanan
Aku kasmaran bergulingan dari barat ke timur