Tuesday, November 3, 2009

Maafkan Aku Kali ini Tuhan

Tuhan

Bukankah sudah sering kukatakan pada-MU
Rengkuhkan aku dengan jiwanya
Tapi KAU terus sibuk berjingkrak melihat kami mengeluh

Bukankah sudah sering kupinta pada-MU
Terbangkan sayapku bersamanya
Tapi KAU malah senang melihatku menjadi kepompong

Bukankah dalam sujudku KAU sering kusanjung
Hanya berharap rasa kami tidak terbiar liar
Tapi KAU malah taburi kami dengan rasa lain yang semu

Kali ini
KAU rayu kami dari kejauhan
Dengan rasa yang sekian lama jatuh nanar
KAU longok kami yang terpasung dalam penjara
Bersama merpati yang KAU janjikan

Maafkan Aku Tuhan
Jika kali ini
Aku tak ingin hanya menjadi pemuas ego-MU

2 comments:

Anonymous said...

Duh...kacau deh!ini sdh bkn berontak biasa tp sdh spt peringatan...jangan lupa! cinta yang semua makhluk miliki adalah bagian dari skenario NYA...Adalah kesan terdalam jika kita merasakan perih dalam kebahagiaan karna ia tetap punya rasa atau merasa bahagia dalam keperihan,karna.... "cinta memang hadir agar setiap insan dapat merasa bahagia setelah perih".tapi setiap insan juga punya hak untuk memutuskan sampai dimana ia sanggup bertahan dalam keperihan atau menjauh utk melupakan "kebahagiaan yang perih"

Anonymous said...

Duh...kacau deh!ini sdh bkn berontak biasa tp sdh spt peringatan...jangan lupa! cinta yang semua makhluk miliki adalah bagian dari skenario NYA...Adalah kesan terdalam jika kita merasakan perih dalam kebahagiaan karna ia tetap punya rasa atau merasa bahagia dalam keperihan,karna.... "cinta memang hadir agar setiap insan dapat merasa bahagia setelah perih".tapi setiap insan juga punya hak untuk memutuskan sampai dimana ia sanggup bertahan dalam keperihan atau menjauh utk melupakan "kebahagiaan yang perih"