Pekerjaan kedua seorang pencinta sejati, setelah memperhatikan, adalah penumbuhan. Inilah cintanya cinta. Inilah rahasia besar yang menjelaskan bagaimana cinta bekerja mengubah kehidupan kita dan membuatnya menjadi lebih baik, lebih bermakna.
Cinta adalah gagasan dan komitmen jiwa tentang bagaimana membuat kehidupan orang yang kita cintai menjadi lebih baik. Jika perhatian memberikan pemahaman mendalam tentang sang kekasih, maka penumbuhan berarti melakukan tindakan-tindakan nyata untuk membantu sang kekasih bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.
Kita tidak boleh berhenti di ujung perhatian sembari mengatakan kepada sang kekasih: ”Aku mencintaimu sebagaimana kamu adanya”. Atau: “Aku menerima dirimu apa adanya”. Memahami dan mengerti sang kekasih tidaklah cukup. Seorang pencinta sejati harus mampu mengimajinasikan sebuah plot akhir dari kehidupan yang akan dijalani sang kekasih. Itu tidak berarti bahwa kita mengintervensi kehidupan pribadinya dan mengatur kehidupannya secara rigid atas nama cinta. Tidak ! Yang dilakukan seorang pencinta sejati adalah menginspirasi sang kekasih untuk meraih kehidupan paling bermutu yang mungkin ia raih berdasarkan keseluruhan potensi yang ia miliki.
Kalau bukan karena kerja-kerja penumbuhan, seorang pencinta sejati tidak akan sanggup bertahan hidup disamping seorang kekasih yang ilmu, pengalaman, keterampilan dan kepribadiannya, tidak bertumbuh dalam 10 tahun masa perkawinannya, misalnya. Kamu pasti bosan mengobrol dengan seseorang yang hidupnya stagnan, dingin dan tidak dinamis. Para pencinta sejati menemukan gairah kehidupan dari perubahan-perubahan dinamis dalam kehidupan kekasih mereka. Seperti gairah kehidupan yang dirasakan seorang ibu ketika menyaksikan bayinya tumbuh dan berkembang menjadi anak remaja lalu dewasa. Atau gairah yang dirasakan seorang guru saat menyaksikan muridnya tumbuh menjadi ilmuwan dan intelektual.
Penumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang dengan cinta seorang melankolik. Penumbuhan adalah sisi paling rasional dan realistis dari cinta. Penumbuhan memberikan sentuhan edukasi pada hubungan cinta. Sebab disini cinta bukan sekedar gumpalan emosi di langit jiwa: yang mungkin meledak bagai halilintar, atau membanjiri bumi dengan hujan air mata. Disini cinta adalah sebuah pekerjaan. Pekerjaan jiwa, pikiran dan fisik sekaligus. Itu yang membuatnya nyata dan efektif.
Di tangan Rasulullah Saw Aisyah bukan hanya seorang isteri. Rasulullah Saw telah menumbuhkannya menjadi bintang di langit sejarah. Suatu saat Ali Tantawi mengatakan: “Isteriku yang hanya tamatan SD ternyata lebih intelek daripada mahasiswa-mahasiswaku yang sudah hampir lulus sarjana”. Beliau mengatakan itu setelah melewati 10 tahun masa perkawinan. Ketika Iqbal menemukan dirinya telah menjadi filosof dunia, ia menyadari itu kerja sang guru. Maka ia berkata tentang gurunya itu: “Dan nafas cintanya meniup kuncupku jadi bunga”.
No comments:
Post a Comment