dari lapis senjakala
musim demi musim berganti
melepaskan kepergianku ke puncak kehampaan
menggigil... diantara lagu-lagu yang perih
ditelingaku
Ada sejumlah catatan hitam
juga puisi-puisi luluh
dalam erangan dan mabuk kesunyian
Dibawah cahaya matahari yang gemetar
aku mendekap serbuan airmata
mengucapkan sesuatu yang kini tiada
juga jeritanku yang memanjang dari letih
menyusun lengkung cakrawala
semuanya berwarna kelabu
dan melukiskan garis-garis kehampaan
Untuk "kekasih" yang tak pernah menjadi kekasih
Bogor, januari 1997
No comments:
Post a Comment